GELAR BUDAYA & FESTIVAL GUNUNGAN DUSUN KRAGEMAN


Created At : 2018-12-31 00:00:00 Oleh : MARIA YOSEPHA SULISTYAWATI T Berita Utama Dibaca : 1000

KIRAB BUDAYA PERTI DUSUN KRAGEMAN DESA KRADENAN TAHUN 2018

 

Pada hari Minggu tanggal 28 Oktober 2018 bertempat di dusun Krageman desa Kradenan Kecamatan Srumbung telah dilaksanakan kegaitan Merti Dusun Krageman yang berupa Kirab Gunungan dan Bregodo. Adanya acara Gunungan adalah salah satu  cara untuk melestarikan rasa syukur kepada Tuhan Yang maha Esa dengan mengeluarkan sedkah yang berupa hasil bumi dan dibentuk tumpeng gunungan dengan doa dan harpan semoga diberi tanah yang gemah ripah loh jinawi. Kita yang tinggal di lereng Gunung merapi dengan penuh keberkahan dari Tuhan beberapa jenis tanaman dapat tumbuh dengan baik seperti salak yang dapat dijadikan sumber penghidupan. Sebagai contoh Salak Nglumut yang memiliki ciri salak dengan buah yang besar dan rasanya manis sudah terkenal di seluruh Indonesia bahkan diekspor ke luar negeri. Sehingga untuk membuktikan, anda dapat hadir di desa Nglumut sebagai agro wisata dan mencicipi buah salak sepuasnya. Kegiatan bregodo tidak lain adalah upaya untuk melestarikan kebudayaan jawa, setiap tahun masyarakat dusun krageman desa Kradenan mengadakan kirab budaya yang sudah berlangsung beberapa tahun lau sampai sekarang. Kegiatan itu diadakan bersamaan dengan acara haul nenek moyang dusun Krageman yang bernama Kyai Ragem Hidoyokarto. Maksud dari pelaksanaan kirab budaya yaitu untuk melestarikan budaya jawa, mempererat persaudaraan dan gotong royong, mengenalkan budaya kepada generasi muda sebgai penerus agar melestarikan serta mencintai budaya sendiri. Arti dari Merti Dusun yaitu adalah kita merawat dusun kita sendiri supaya agar tujuan masyarkat yang gemah ripah loh jinawi dapat terwujud dan jauh dari bencana. Maksud dari haul yaitu wujud berbakti dan sambil mengenan memintakan doa serta pengampunan bagi simbah Kyai Ragem Hidoyokarto. Asal usul dusun Krageman Pasarmati yang bernama Kyai Ragem Hidoyokarto berasal dari lereng Merapi sebelah utara yaitu wilayah Boyolali. Di daerah tersebut dahulu ada kabupaten kecil yang disebut Kabupaten Centik. Keluarnya Kayai Ragem naik batu ke tempat yang dianggap baik dan aman. Beliau seorang pemberani tinggal di gua dekat sungai pasarmati pinggir Sungai Gremeng. Beliau keluar dan hadir  di tempat tersebut belum jelas waktunya baik bulan maupun tahun. Tapi bertemunya simbah pepunden yang disebur Kyai Ragem Hidoyo Karto waktunya pada hari Senin Pahing tanggal 8 Sya,ban Tahun 933 H atau tanggal 28 Mei 912 Masehi, belia mempunyai seorang istri yang bernama Nyai Kanthil Putih atau Nyai Fatimah. Menurut penjelasan para orang jaman dahulu sewaktu hidup beliau pekerjaannya sebagai petani  Hasil pertanian hanya dijual ke para pedagng namun dalam wilayah tersebut, bagi orang kecil yang membutuhkan hanya diberi saja ( tidak dijual). Adanya hubungan bab jual beli di tempat tersebut ini yang menjadi legenda nama tempat yang sekarang disebut Dusun Pasar Mati. Wafatnya simbah Kyai Ragem pada hari Kamis Pon tanggal 5 Safar Tahun 993 H dimakamkan di makam dusun Krageman sebelah timur dusun Pasar Mati. Siapa saja yang berziarah atau punya hajat lewat wasilah Kyai Ragem yaitu pada hari Jumat Wage. Inilah cerita atau legenda asal usul dusun Pasar Mati desa Krageman yang menjadi kegiatan tradisi tahunan dengan adanya gelar budaya gunungan dan pawai bregodo yang wajib kita lestarikan.

GALERI FOTO

Agenda

Tidak ada acara