KIRAB BUDAYA
PERTI DUSUN KRAGEMAN DESA KRADENAN TAHUN 2018
Pada hari Minggu tanggal 28 Oktober 2018 bertempat di
dusun Krageman desa Kradenan Kecamatan Srumbung telah dilaksanakan kegaitan
Merti Dusun Krageman yang berupa Kirab Gunungan dan Bregodo. Adanya acara
Gunungan adalah salah satu cara untuk
melestarikan rasa syukur kepada Tuhan Yang maha Esa dengan mengeluarkan sedkah
yang berupa hasil bumi dan dibentuk tumpeng gunungan dengan doa dan harpan
semoga diberi tanah yang gemah ripah loh jinawi. Kita yang tinggal di lereng
Gunung merapi dengan penuh keberkahan dari Tuhan beberapa jenis tanaman dapat
tumbuh dengan baik seperti salak yang dapat dijadikan sumber penghidupan. Sebagai
contoh Salak Nglumut yang memiliki ciri salak dengan buah yang besar dan
rasanya manis sudah terkenal di seluruh Indonesia bahkan diekspor ke luar
negeri. Sehingga untuk membuktikan, anda dapat hadir di desa Nglumut sebagai
agro wisata dan mencicipi buah salak sepuasnya. Kegiatan bregodo tidak lain
adalah upaya untuk melestarikan kebudayaan jawa, setiap tahun masyarakat dusun
krageman desa Kradenan mengadakan kirab budaya yang sudah berlangsung beberapa
tahun lau sampai sekarang. Kegiatan itu diadakan bersamaan dengan acara haul
nenek moyang dusun Krageman yang bernama Kyai Ragem Hidoyokarto. Maksud dari
pelaksanaan kirab budaya yaitu untuk melestarikan budaya jawa, mempererat
persaudaraan dan gotong royong, mengenalkan budaya kepada generasi muda sebgai
penerus agar melestarikan serta mencintai budaya sendiri. Arti dari Merti Dusun
yaitu adalah kita merawat dusun kita sendiri supaya agar tujuan masyarkat yang
gemah ripah loh jinawi dapat terwujud dan jauh dari bencana. Maksud dari haul
yaitu wujud berbakti dan sambil mengenan memintakan doa serta pengampunan bagi
simbah Kyai Ragem Hidoyokarto. Asal usul dusun Krageman Pasarmati yang bernama
Kyai Ragem Hidoyokarto berasal dari lereng Merapi sebelah utara yaitu wilayah
Boyolali. Di daerah tersebut dahulu ada kabupaten kecil yang disebut Kabupaten
Centik. Keluarnya Kayai Ragem naik batu ke tempat yang dianggap baik dan aman.
Beliau seorang pemberani tinggal di gua dekat sungai pasarmati pinggir Sungai
Gremeng. Beliau keluar dan hadir di
tempat tersebut belum jelas waktunya baik bulan maupun tahun. Tapi bertemunya
simbah pepunden yang disebur Kyai Ragem Hidoyo Karto waktunya pada hari Senin Pahing
tanggal 8 Sya,ban Tahun 933 H atau tanggal 28 Mei 912 Masehi, belia mempunyai
seorang istri yang bernama Nyai Kanthil Putih atau Nyai Fatimah. Menurut
penjelasan para orang jaman dahulu sewaktu hidup beliau pekerjaannya sebagai
petani Hasil pertanian hanya dijual ke
para pedagng namun dalam wilayah tersebut, bagi orang kecil yang membutuhkan
hanya diberi saja ( tidak dijual). Adanya hubungan bab jual beli di tempat
tersebut ini yang menjadi legenda nama tempat yang sekarang disebut Dusun Pasar
Mati. Wafatnya simbah Kyai Ragem pada hari Kamis Pon tanggal 5 Safar Tahun 993
H dimakamkan di makam dusun Krageman sebelah timur dusun Pasar Mati. Siapa saja
yang berziarah atau punya hajat lewat wasilah Kyai Ragem yaitu pada hari Jumat
Wage. Inilah cerita atau legenda asal usul dusun Pasar Mati desa Krageman yang
menjadi kegiatan tradisi tahunan dengan adanya gelar budaya gunungan dan pawai
bregodo yang wajib kita lestarikan.
Created At : 2018-12-31 00:00:00 Oleh : MARIA YOSEPHA SULISTYAWATI T Berita Utama Dibaca : 1043